Kemewahan Kopi di Ujung Barat Indonesia

00.18 Unknown 0 Comments


Kota Sabang adalah kota terujung di Barat Indonesia. Terletak di Pulau Weh, pulau yang hanya seluas 156,3 km2 ini memiliki landsekap yang kaya, mulai dari gunung vulkanik, air terjun, taman laut bawah air, dan tentu saja pantai-pantainya. Tak cukup dengan kekayaan geografisnya, Sabang juga terkenal oleh pesona kuliner dan culturalnya. Berbicara kuliner, tentu kopi Aceh merupakan sajian terdepan jika kita mengunjungi kota ini. Kopi Aceh yang sudah dikenal luas sebagai Kopi Gayo, adalah sajian sehari-hari masyarakat disini.

Kopi Aceh sendiri diolah secara tradisional, dengan disaring. Kopi yang telah diseduh kemudian disaring dengan gelas dan air kopi dijatuhkan tinggi-tinggi dari gelas. Proses ini dilakukan berulang-ulang. Semakin tinggi dan semakin banyak kopi itu mengalir melewati udara pada saat jatuh, maka semakin berkurang juga tingkat keasamannya. Selain kopi saring, ada juga kopi tubruk. Kopi tubruk hanya disajikan langsung dengan air yang mendidih. Namun penikmat kopi dapat menikmati butiran-butiran kopi yang kasar (kadang untuk dikunyah) selagi menyeruput kopi tubruk tersebut. Kopi jenis ini tersedia dalam kemasan, sehingga dapat dibawa dan dibuat tanpa proses menyaring. Jika anda bukan penikmat kopi hitam, anda masih bisa menikmati Kopi Sanger. Kopi ini disajikan dengan susu. Namun, takaran susunya tidak berlebihan sehingga rasa kopinya tetap terasa, rasa susunya tidak kentara, dan tingkat keasaman serta kepahitan kopinya berkurang. Warna kopi juga tidak lagi hitam, tapi berwarna coklat gelap. Jenis kopi yang sangat terkenal di Aceh sendiri adalah Kopi Ulee Kareng. Ulee Kareng adalah nama daerah perkebunan kopi yang menghasilkan kopi unggulan dengan cita rasa yang sangat khas Aceh.

Karena kebanggaan masyarakat Aceh akan kopi dan aktivitas kehidupan mereka tak tak dapat lepas dari kopi, tak heran jika seluruh warung kopi di Aceh mendapat prioritas yang istimewa. Yang paling terlihat adalah, warung kopi mendapatkan prioritas utama untuk jaringan internet wi-fi di Aceh. Beberapa warung kopi besar juga menyediakan meeting room yang privat. Tak heran jika pertemuan bisnis atau aparatur daerah lebih lancar dilakukan di warung kopi. Mulai dari perbincangan batu akik, hingga pembicaraan pembangunan daerah dapat ditemukan di warung kopi.

Tak perlu gelas berleher, atau kopi racikan dengan foam dari merk kopi terkenal di Amerika untuk menjadi mewah. Cukup segelas kopi yang harganya kurang dari Rp 5000,- anda sudah bisa menikmati sebuah kemewahan. Kemewahan dari kenikmatan kopi yang tidak ditemukan ditempat lain, jaringan internet yang sangat cepat, dan keramahan penduduk yang segera cair dengan secangkir kopi. Kearifan masyarakat ini tidak terkikis oleh perkembangan jaman dan expansi kapitalis yang menyerbu Indonesia. Namun mereka tidak benar-benar menolak perkembangan jaman, seperti menggandeng fasilitas internet untuk kemajuan daerah melalui sarana sosialisasi kebanggan mereka, yaitu warung kopi.

0 komentar :